Dua pemuda asal Jerman: Fabrice Morvan (Fab) dan Robert Pilatus (Rob)
memang terlihat menarik dan seksi dengan segala penampilan eksentriknya.
Maka Ketika album All or Nothing (1988) rilis di Eropa, dilanjutkan All
Or Nothing -US Remix Album (1989) keluar di Amerika, dengan promosi
jitu, Girl You Know It’s True (1989) pun terjual 14 juta kopi di seluruh
dunia.
Tour, wawancara, rekaman tv, dan sederet penghargaan pun mereka sabet.
Tembang Baby Don’t Forget My Number, Girl I’m Gonna Miss You, dan Blame
It On The Rain pun merajalela di tangga lagu seluruh dunia. Tak ayal
lagi, mereka pun diganjar Grammy Award untuk Best New Artist pada
Februari 1990. Saat itu mereka memang fenomenal, hijrah ke Amerika, mendadak kaya, dan menjadi menjadi artis kelas dunia.
Hingga beberapa saat setelah keluar single Keep on Running (1990), yang
merupakan salah satu materi bagi album kedua, mereka membongkar sendiri
kebohongan mereka. Alasannya mereka ingin mulai menyanyi dengan suara
sendiri di album-album Milli Vanilli. Pada Desember 1989 Charles Shaw lah yang mengaku kepada koran New York bahwa dia adalah 1 diantara 3 penyanyi dibelakang Milli Vanilli tapi segera di ralat karena dibayar US$150 ribu oleh Produsernya , Frank Farian sebagai produser yang mempunyai semua ide dahsyat
ini. Merasa keinginannya tak ditanggapi, Rob dan Fab pun buka kartu
dalam sebuah konferensi pers. Mereka mengaku berbohong dan mengembalikan
Grammy Award yang sempat mereka sabet. Dunia pun terhenyak, popularitas mereka sontak ambrol, orang mulai
mencaci-maki, bahkan kabarnya Rob Pilatus sempat mencoba bunuh diri.
Karir mereka sebagai Milli Vanilli hancur berantakan. Kerjasama dengan
Frank Farian pun pecah di tengah jalan. Rob dan Fab serta Arista Record mendapatkan 27 tuntutan hukum dari masyarakat Amerika, harus mengembalikan uang tiket konser dan album kepada publik sampai tanggal 8 Maret 1992.
Merasa kedoknya telah terbuka, tak mau kebakaran jenggot lebih hangus, sebagai gantinya, Frank Farian menyodorkan The Real Milli Vanilli. Penyanyi sebenarnya yang mengisi suara di seluruh album Milli Vanilli. Meski musiknya masih terasa asyik, Album The Moment of Truth tak mampu melejit karena sosok Rob dan Fab kadung melekat di benak penikmat musik dunia sebagai Milli Vanilli “yang sebenarnya”.
Merasa kedoknya telah terbuka, tak mau kebakaran jenggot lebih hangus, sebagai gantinya, Frank Farian menyodorkan The Real Milli Vanilli. Penyanyi sebenarnya yang mengisi suara di seluruh album Milli Vanilli. Meski musiknya masih terasa asyik, Album The Moment of Truth tak mampu melejit karena sosok Rob dan Fab kadung melekat di benak penikmat musik dunia sebagai Milli Vanilli “yang sebenarnya”.
Pada 1993 Robert Pilatus dan Fabrice Morvan sempat mengeluarkan album
dengan tajuk Rob & Fab sebagai usaha bangkit mereka melalui suara
asli. Apa boleh buat, tanpa promosi yang berarti serta publik musik yang
masih lagi teringat dengan skandal kebohongan mereka, mudah diduga:
album itu jeblok di pasaran.
Sejak itu, praktis nama mereka hilang (kali ini bukan saja ditelan bumi, tapi lebih dari itu). Publik musik seolah tak ingat bahwa pernah ada nama Milli Vanilli dengan duo Rob dan Fab di blantika musik dunia.
Pada 1998 Rob menghembuskan nafas terakhir akibat over dosis penyalahgunaan obat-obatan di Frankfurt, Jerman. Sesaat sebelum keluar album Back and in Attack (1998).
Lantas bagaimana dengan Fab? Setelah kematian Rob, Fab malah bangkit kembali di dunia musik. Tentu dengan suara asli. Ia mulai terlibat pada proyek-proyek musik di Amerika. Bahkan pada 2003 Fab mengeluarkan Love Revolution.
Pada 2007 Universal Pictures malah membuat film berdasarkan kisah hidup serta perjalanan musik Milli Vanilli itu sendiri. Ya, Fab bangkit lagi. Ia yang merupakan salah satu dari “tim” proyek Milli Vanilli yang notebene adalah pembohong kelas wahid di blantika musik dunia, berani kembali berdiri dan tegak lagi dengan jati dirinya yang asli.
Seseorang bisa jadi berbuat kesalahan fatal di masa lalu. Berbuat hal paling bodoh dan paling nista sekalipun. Tapi itu semua tak menutup kesempatan bagi seseorang untuk kembali hidup baru, berprestasi, serta kembali setia pada hidup itu sendiri, seperti halnya Fabrice Morvan.
Sejak itu, praktis nama mereka hilang (kali ini bukan saja ditelan bumi, tapi lebih dari itu). Publik musik seolah tak ingat bahwa pernah ada nama Milli Vanilli dengan duo Rob dan Fab di blantika musik dunia.
Pada 1998 Rob menghembuskan nafas terakhir akibat over dosis penyalahgunaan obat-obatan di Frankfurt, Jerman. Sesaat sebelum keluar album Back and in Attack (1998).
Lantas bagaimana dengan Fab? Setelah kematian Rob, Fab malah bangkit kembali di dunia musik. Tentu dengan suara asli. Ia mulai terlibat pada proyek-proyek musik di Amerika. Bahkan pada 2003 Fab mengeluarkan Love Revolution.
Pada 2007 Universal Pictures malah membuat film berdasarkan kisah hidup serta perjalanan musik Milli Vanilli itu sendiri. Ya, Fab bangkit lagi. Ia yang merupakan salah satu dari “tim” proyek Milli Vanilli yang notebene adalah pembohong kelas wahid di blantika musik dunia, berani kembali berdiri dan tegak lagi dengan jati dirinya yang asli.
Seseorang bisa jadi berbuat kesalahan fatal di masa lalu. Berbuat hal paling bodoh dan paling nista sekalipun. Tapi itu semua tak menutup kesempatan bagi seseorang untuk kembali hidup baru, berprestasi, serta kembali setia pada hidup itu sendiri, seperti halnya Fabrice Morvan.
Yang mau download album lengkapnya silakan ambil di :
##Just enjoying good songs regardless who sing whom. It's still enjoyable##
No comments:
Post a Comment